Arsip Tag: said aqil siroj

OCT SAID AQIL SIRAJ TUDUH PESANTREN SALAFI AJARKAN BENIH-BENIH TERORISME DENGAN DATA DAN INFORMASI PALSU

CIREBON (gemaislam) – Kesantunan dan kelembutan yang senantiasa melekat pada kyai NU nampaknya tidak terdapat pada diri Kang Said. Ketua umum PBNU ini sering melontarkan kata-kata kontroversi dan bahkan menuai banyak protes dari internal NU sendiri.

Terkait  terorisme, kyai lulusan universitas Ummul Quro Makkah  ini seolah menjadi garda terdepan dalam rujukan. Sayangnya apa yang dia paparkan berupa data dan fakta sangat jauh dari kebenaran, malah terkesan menyampaikan pesan pribadi yang bersifat dendam dan dengki.

Dilansir merdeka.com, Jumat (28/09) dalam rubrik khas wawancara dengan Said Aqil Siraj dengan tema “Ajaran Wahabi Mendorong Orang Menjadi Teroris” ketua umum PBNU itu menyebut ada kaitan antara ajaran Wahabi dengan jaringan terorisme. Sebab, ajaran ini menyebutkan ziarah kubur, tahlilan, haul, dan istighosah itu musyrik dan bid’ah.

Ditengah-tengah wawancara, Said mengatakan bahwa ajaran Wahabi bisa dan dapat mendorong anak-anak muda menjadi teroris. Karena mereka megatakan tahlilan musyrik, haul dan istighosah bidah, musyrik, dan ini-itu musyrik. Kemudian dia memberikan contoh salah satu pesantren ditanah kelahirannya yang dituduh beraliran Wahabi. “Contoh, di pesantren Assunnah, Kalisari Jonggrang, Cirebon Kota. Pemimpinnya Salim Bajri, sampai sekarang masih ada, punya santri namanya Syarifudin mengebom masjid Polresta Cirebon, punya santri namanya Ahmad Yusuf dari Losari, mengebom gereja kota di Solo. Ajarannya sih tidak pernah memerintahkan mengebom, tapi bisa mengakibatkan,” ujar Said.

Selain menyebutkan pesantren Assunnah Cirebon sebagai radikal dan menanamkan benih-benih terorisme, Said Aqil juga menyebut ada 12 yayasan dan lembaga yang menurut persangkaannya adalah beraliran wahabi dan menanamkan benih-benih teroris seperti Ash-Shofwah, An-Nida dan Al-Fitrah.

Benarkah Pesantren As-Sunnah Cirebon Mengajarkan Terorisme?

Pesantren As-Sunnah dikenal luas oleh masyarakat kota Cirebon dan sekitarnya. Keberadaannya turut membantu pemerintah dalam mencerdaskan bangsa. Saat ini pesantren yang didirikan oleh ustadz Ali Hijrah ini memiliki lebih dari 1200 santri dari berbagai daerah di Indonesia.

Pesantren ini mengedepankan pemurnian tauhid dengan slogan kembali kepada Al Quran dan Sunnah dengan pemahaman ulama generasi Salaf. Tentu pemahaman seperti ini bukanlah hal baru di negeri ini, bahkan sejak ratusan tahun sebelum Ormas Islam didirikan, Tuanku Imam Bonjol di Sumatera barat telah berdakwah dengan metode seperti itu.

Tidak dipungkiri, perbedaan pandangan tentang ibadah dalam tubuh umat Islam memang terjadi. Pesantren As-Sunnah sendiri memang tidak mengajarkan ritual  Tahlilan, Haul dan sebagainya kepada para santrinya. Tetapi belum pernah menganggap itu adalah Musyrik apalagi berkeyakinan pelaku ritual tersebut halal darahnya dan boleh dibunuh.

“Kami tidak mengajarkan seperti itu, kami tidak pernah menganggap Musyrik orang-orang yang tahlilan, apalagi halal darahnya dan boleh dibunuh,” Ujar juru bicara pesantren As-Sunnah, Ustadz Said Riyana kepada gemaislam.com, Ahad malam (30/09).

Kata ustadz Said, justru kami disini sangat gencar meluruskan kekeliruan ideologi teroris. Polisi dan BNPT lebih mengetahui tentang hal itu.

“Kami disini sering mengadakan pengajian dan tabligh akbar meluruskan kesalahan dan kekeliruan faham terorisme, bahkan selalu kami undang pihak kepolisian dari Polresta Cirebon untuk memberikan sambutan,” kata ustadz Said.

Terkait pelaku bom bunuh diri masjid Polresta Cirebon dan bom Solo, Ustadz Said mengatakan bahwa kedua pelaku itu tidak pernah belajar dan bukan lulusan pesantren As-Sunnah.

“Muhammad Syarif (Said Aqil menyebutnya Syarifudin –red) bukan lulusan As-Sunnah dan tidak pernah belajar disini, begitupun dengan pelaku bom gereja di Solo, kami tidak mengenalnya, dia bukan santri sini dan tidak pernah belajar disini,” jelas Ustadz Said.

Pondok pesantren As-Sunnah Cirebon adalah pondok pesanten yang mengusung dakwah Salafiyah yang sangat anti dengan faham terorisme, bahkan Salafiyyin, demikian biasa pegiat dakwah ini disebut, sudah dikenal oleh masyarakat luas banyak bekerjasama dengan pemerintah memberantas ideologi terorisme.

Pesantren ini beralamat di jalan Kalitanjung nomor 52B kota Cirebon, bukan seperti yang dikatakan Said Aqil yaitu di Kalisari Jonggrang, di Cirebon pun tidak ada daerah bernama Kalisari Jonggrang. Adapun penyebutan ketua pesantren As-Sunnah saat ini Salim Bajri adalah keliru besar karena dari awal berdiri tahun 1993 sampai tahun 2012 ini belum pernah Salim Bajri menjabat di pesantren tersebut bahkan tidak ada kaitan sedikitpun. Saat ini Salim Bajri adalah seorang guru besar Fakultas Adab dakwah dan ushuluddin IAIN Syekh Nurjati Cirebon. (bms)

Kesesatan Syiah Menurut Dr. Said Aqil Siroj

Kesesatan Syiah Menurut Dr. Said Aqil Siroj

Perjalanan hidup manusia melalui berbagai fase dan juga perubahan fisik, mental, dan juga spiritual. Adanya perubahan ini menjadi bukti nyata bahwa hanya Allah Azza wa Jalla yang kekal. Dan kalau bukan karena karunia dari-Nya manusia tidak akan kuasa untuk teguh dalam menetapi sesuatu termasuk agamanya (istiqamah). Karena itu, dahulu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam  senantiasa memohon keteguhan hati kepada Allah, “Wahai Dzat Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” Ini mungkin salah satu hikmah yang dapat kita petik dari kewajiban membaca surat Al Fatihah pada setiap rakaat shalat. Pada surat ini terdapat permohonan kepada Allah Azza wa Jalla agar senantiasa menunjuki kita jalan yang lurus, yaitu jalan kebenaran

Fenomena ini terus melintas dalam pikiran saya, gara-gara saya membaca pernyataan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj di berbagai media. Said Aqil Siroj mengatakan bahwa ajaran Syiah tidak sesat dan termasuk Islam seperti halnya Sunni.

Untuk menguatkan klaimnya ini, Said Aqil merujuk pada kurikulum pendidikan pada almamaternya Universitas Ummu Al Quro di Arab Saudi. Menurutnya,  ”Wahabi yang keras saja menggolongkan Syiah bukan sesat.”

Pernyataan Said Aqil ini menyelisihi fakta dan menyesatkan. Sebagai buktinya, pada Mukaddimah disertasi S3 yang ia tulis semasa ia kuliah di Universitas Ummu Al Quro, Hal. tha’ (ط) Said Aqil menyatakan, “Telah diketahui bersama bahwa umat Islam di Indonesia secara politik, ekonomi, sosial, dan ideologi menghadapi berbagai permasalahan besar. Pada saat yang sama mereka menghadapi musuh yang senantiasa mengancam mereka. Dimulai dari gerakan kristenisasi, paham sekuler, kebatinan, dan berbagai sekte sesat, semisal Syiah, Qadiyaniyah (Ahmadiyyah), Bahaiyah, dan selanjutnya Tasawuf.”

Pernyataan Said Aqil pada awal disertasi S3-nya ini cukup menggambarkan bagaimana pemahaman yang diajarkan oleh Universitas Ummu Al Qura.

Bukan hanya Syiah yang sesat, bahkan lebih jauh Said Aqil dari hasil studinya menyimpulkan bahwa paham tasawuf juga menyimpang dari ajaran Islam. Karena itu pada akhir disertasinya, Said Aqil menyatakan, “Sejatinya ajaran tasawuf dalam hal “al hulul” (menyatunya Tuhan dengan manusia) berasalkan dari orang-orang Syiah aliran keras (ekstrim). Aliran ekstrim Syiah meyakini bahwa Tuhan atau bagian dari-Nya telah menyatu dengan para imam mereka, atau yang mewakili mereka. Dan ideologi para pengikut sekte Syiah ini berawal dari pengaruh ajaran agama Nasrani.” (Silatullah Bil Kaun Fit Tassawuf Al Falsafy oleh Said Aqil Siroj, 2:605-606)

Karena menyadari kesesatan  dan mengetahui  gencarnya  penyebaran Syiah di Indonesia, maka Said menabuh genderang peringatan. Itulah yang ia tegaskan pada awal disertasinya, sebagai andilnya dalam upaya melindungi Umat Islam dari paham yang sesat dan menyesatkan.

Namun, alangkah mengherankan bila kini Said Aqil menelan kembali ludah dan keringat yang telah ia keluarkan. Hasil penelitiannya selama bertahun-tahun, kini ia ingkari sendiri dan dengan lantang Said Aqil berada di garda terdepan pembela Syiah. Mungkinkah kini Said Aqil telah menjadi korban ancaman besar yang dulu ia kawatirkan mengancam umat Islam di negeri tercinta ini?

Oleh karena itu, Said heran dengan pernyataan Menteri Agama yang menilai Syiah adalah ajaran sesat. Dalam kurikulum Al Firqoh Al Islamiyah ajaran Khawarij, Jabbariyah, Muktazilah, dan Syiah masih dinilai sebagai Islam. “Ulama Sunni seperti Ibnu Khazm menilai Syiah itu Islam,” katanya.

Meski Syiah dan Sunni (Ahlussunnah) berbeda, lanjut Said, umat Islam tidak perlu mempertajam perbedaan. “Dalam Sunni saja banyak perbedaan yang tajam, misalnya penganut Imam Syafi’i dan Hanafi, itu saja berbeda tajam, apalagi Syiah,” katanya. Fatwa NU mengenai Syiah, Said menambahkan, pernah dikeluarkan pada 2006 yang menyebutkan Syiah bukan aliran yang sesat. “NU tidak pernah keras,” ujarnya.

Menanggapi pernyataan Suryadarma yang juga kader Nahdlatul Ulama, Said menilai hal itu tidak pantas disampaikan. “Yang dikedepankan harusnya ukhuwah dan toleransi,” katanya. Said berharap Suryadarma Ali meminta maaf atas pernyataannya itu. “Saya setuju dengan permintaan maaf itu,” katanya. Said menilai permintaan maaf Suryadarma Ali bertujuan untuk menguatkan persatuan bangsa. (IRIBIndonesia/Tempo/PH)

http://indonesian.irib.ir/hidden-2/-/asset_publisher/bHp8/content/pb-nu-Syiah-tidak-sesat?redirect=http%3A%2F%2Findonesian.irib.ir%2Fhidden-2%3Fp_p_id%3D101_INSTANCE_bHp8%26p_p_lifecycle%3D

Berikut ini kami lampirkan disertasi Dr. Said Aqil Siroj:

قال أبو محمد وما نعلم أهل قرية أشد سعيا في إفساد الاسلام وكيده من الرافضة 4/24

ومن المعروف أن المسلمين في إندونيسيا يواجهون مشاكل ضخمة، سياسيا واقتصاديا واجتماعيا وعقديا، وأمامهم أعداء متربصون بهم، من حركة التنصير والعلمانية والباطنية والفرق الضالة – الشيعة والقاديانية والبهائية – ثم الصوفية.
صفحة ط من مقدمة رسالته الماجستير

وأما قولهم في دعوى الروافض تبديل القراءات فإن الروافض ليسوا من المسلمين إنما هي فرق حدث أولها بعد موت النبي صلى الله عليه و سلم بخمس وعشرين سنة وكان مبدؤها إجابة من خذله الله تعالى لدعوة من كاد الإسلام وهي طائفة تجري مجرى اليهود والنصارى في الكذب والكفر وهي طوائف أشدهم غلوا يقولون بالهية علي بن أبي طالب والآلهية جماعة معه وأقلهم غلوا يقولون أن الشمس ردت على علي بن أبي طالب مرتين فقوم هذا أقل مراتبهم في الكذب أيستشنع منهم كذب يأتون به وكل من يزجره عن الكذب ديانة أو نزاهة نفس أمكنه أن يكذب ما شاء وكل دعوى بلا برهان فليس يستدل بها عاقل سواء كانت له أو عليه ونحن أن شاء الله تعالى نأتي بالبرهان الواضح الفاضح لكذب الروافض فيما افتعلوه من ذلك 2/65

ولا ننسى أن غلاة الشيعة كانوا يستخدمون السحر والطلمسات ويظهرون للعوام الزهد والتقشف ولبس الصوف ويدعون الكرامات. 1/47
إن التصوف أمر طارئ محدث غريب دخيل على المجتمع الإسلامي، ظهر في القرن الثاني الهجري. وأول ما ظهر في مدينة الكوفة، مدينة التقت فيها الأديان الوثنية والثقافات الأجنبية، كما أنها مركز غلاة الشيعة وكانوا يتظاهرون بالتزهد والتقشف ويمارسون السحر والشعوذة والكيمياء والسيمياء والتنجيم وغيرها من العلوم المعروفة عند العجم. 2/603.

Ditulis oleh Dr. Arifin Baderi

Disalin dari artikel Ustadz Dr. Arifin Baderi untuk blog Abu Abdurrohman